”Tanpa penemuannya, tak akan
ada orang yang melenggang
sambil menelepon dengan
ponselnya. Ia telah membuat
bisnis (ponsel) terbentuk dan
menjadi bisnis. ” (Frank Vigilante
tentang Amos Joel Jr, penemu
” switching” ponsel, ”New York
Times”)
Peradaban manusia modern tak
terelakkan lagi bertumpu pada
dua penemuan teknologi yang
amat berpengaruh, yakni
internet dan telepon seluler
(ponsel). Kedua teknologi di atas
kini menjadi andalan manusia
dalam berkomunikasi, berkarier,
berbisnis, dan aktivitas lain.
Dalam hal internet, orang
mengenal tokoh-tokoh
penemunya, seperti Bob Taylor,
ahli psikoakustik dan Direktur
Program Riset Komputer di
Defense ’s Advanced Research
Project Agency (DARPA) tahun
1966. Pada masa itulah Taylor
mendapat ide untuk
menghubungkan komputer-
komputer dalam jaringan. Selain
Taylor, ada pula Larry Robert,
pionir jaringan komputer di
Laboratorium Lincoln,
Massachusetts Institute of
Technology (MIT), satu-satunya
ilmuwan di AS yang dianggap
bisa mewujudkan jaringan yang
dibayangkan Taylor. Tentu saja
ada Vint Cerf dan kawan-kawan
dari University of California, Los
Angeles.
Sementara itu, dari dunia
komunikasi seluler, ada nama
penemu ponsel Martin Cooper
yang saat itu —35 tahun silam,
tepatnya 3 April 1973—bekerja
di Motorola. Orang masih bisa
menyimak impian Cooper, yang
antara lain membayangkan
ponsel ukuran kecil, dipasang di
balik telinga, dan secara
otomatis menghubungi nomor
seseorang manakala
penggunanya berniat
menghubungi nomor tersebut.
Tetapi, fokus kali ini bukan
kepada Cooper, tetapi pada
sosok lain yang juga berjasa
besar dalam perkembangan
komunikasi seluler. Tokoh ini
tidak lain adalah Amos E Joel Jr,
pionir sistem penyambung
(switching) ponsel dari satu
wilayah sel ke wilayah sel yang
lain. Switching ini harus bekerja
ketika pengguna ponsel
bergerak/berpindah dari satu sel
ke sel lain sehingga pembicaraan
tidak terputus.
Karena penemuan Amos Joel
inilah penggunaan ponsel
menjadi nyaman.
Selain sistem switching ponsel,
yang dipatenkan dengan nomor
3.663.762, Joel juga ambil bagian
dalam pengembangan traffic
service position system (TSPS)
yang digunakan untuk
mengotomatiskan pekerjaan
operator telepon dan automatic
intercept system (AIS) yang
diciptakan untuk menangani
panggilan ke nomor tak aktif
secara otomatis.
Penemu besar
Amos Joel Jr yang lahir di
Philadelphia, 12 Maret 1918,
memang diakui dunia sebagai
pakar di bidang switching. Ia
mendapat ijazah bachelor (1940)
dan master (1942) dalam teknik
elektronik dari MIT. Tidak lama
setelah studi, ia memulai karier
selama 43 tahun (dari Juli 1940-
Maret 1983) di Bell Telephone
Laboratories, tempat ia
menerima lebih dari 70 paten
Amerika di bidang
telekomunikasi, khususnya di
bidang switching.
Joel—yang tahun ini masuk
dalam National Inventors Hall of
Fame —tutup usia Sabtu, 25
Oktober, di rumahnya di
Maplewood, New Jersey, dalam
usia 90 tahun.
Pengguna ponsel di seluruh
dunia kini dapat merenungkan,
apa arti sumbangan Joel dalam
peradaban seluler dewasa ini. Ini
disimpulkan oleh Frank Vigilante,
yang pernah menjadi salah
seorang penyelia Joel di Bell Labs
dalam kutipan di atas.
Pelajaran bagi penemu
Joel bisa menjadi penemu besar
tentu karena memiliki
kepandaian tinggi, tetapi selain
itu juga ada kepiawaian lain.
Ternyata sejak kecil Joel suka
otak-atik barang elektronik.
Sebagai anak laki-laki, tutur
Andrew Martin dalam
obituarinya di New York Times,
Joel acap merakit sistem
komunikasi untuk teman-
temannya, menggunakan
perlengkapan telepon tua yang
ditinggalkan dalam apartemen
kosong. Ia juga mencoba
membuat switching sederhana.
Ketika menuturkan kembali
kariernya kepada koran The
Star-Ledger di New Jersey
beberapa bulan silam, Joel
menyebutkan, hal-hal yang ia
kagumi semasa kecil dan itu
adalah penyambung (switch)
pada kereta listrik mainannya
dan pesawat telepon putar (dial)
pertama yang ada di rumahnya.
”Saya ingin tahu, bagaimana
barang-barang itu bekerja,”
tuturnya.
Ketika masih di perguruan
tinggi, ia bertemu dengan
istrinya —Rhoda Fenton—yang
lalu ia ajak ke ruangannya untuk
melihat paten-paten yang ia
kumpulkan.
Seusai kencan, Fenton mengira
Joel sinting, tetapi akhirnya ia
menerima Joel dan keduanya
menikah selama 58 tahun.
Selain senang mengotak-atik alat
komunikasi, Joel juga senang
mengajar. Setelah Perang Dunia
II, ia mengembangkan dan
mengajar kursus mengenai
sistem switching dan
perancangan sirkuit, sampai
akhirnya ia menemukan alat
tagihan telepon otomatis
pertama.
Atas jasa dan sumbangannya,
Joel pernah mendapat
penghargaan Inventor of the
Year oleh New Jersey Congress
of Inventors, dan menerima
penghargaan paling tinggi
Institute of Electrical and
Electronic Engineers (IEEE), yakni
Medal of Honor. Penghargaan
lain yang pernah ia terima
adalah Kyoto Prize in Advanced
Technology (1989) dan National
Medal of Technology (1993)
serta Stuart Ballantine Medal dari
Franklin Institute.
Ketika komunikasi ponsel
menjadi demikian vital dalam
peradaban sekarang ini,
sumbangan Amos Joel patut
dikenang dan kebiasaannya
menggeluti teknologi dan itu lalu
menghasilkan penemuan yang
bermanfaat bagi umat manusia,
sungguh patut ditiru.